Categories
travel

Blusukan Surabaya bersama Bus Shopping and Culinary Track

Setiap usai menyelesaikan proyek penulisan tertentu, Warung Fiksi mempunyai tradisi berekreasi bersama. Tak perlu jauh-jauh, paling banter lintas dua provinsi. Yang penting, suasananya baru. Kali ini, bahkan cukup di Surabaya.

Bus Surabaya Shopping & Culinary Track berangkat dari Balai Pemuda

Beberapa hari lalu, kami menjajal paket Bus Surabaya Shopping Culinary Track (SSCT). Hanya membayar Rp7.500, kita sudah diantar berkeliling Surabaya selama lima jam dengan bus pariwisata yang ber-AC dan bertelevisi. Ada pemandu wisatanya pula. Waktu itu, Cak Mijil dari Paguyuban Cak dan Ning. Orangnya lumayan ngocol dan asyik.

Interior Bus Surabaya Shopping & Culinary Track (SSCT)

Dari Balai Pemuda, bus berangkat pukul 9.00, dan pulang sekitar pukul 14.30. Setiap Selasa, bus Surabaya Shopping Culinary Track blusukan ke Balai Kota, Museum Surabaya Siola, Tugu Pahlawan, Museum Kesehatan, Museum BI, Jembatan Merah Plaza, dan kembali ke Balai Pemuda.

Waaah, ada turis Jepang juga dalam perjalanan kami

Sedangkan pada Sabtu dan Minggu, bus Surabaya Shopping Culinary Track menjujuk Balai Kota, Museum Surabaya Siola, Kenjeran Lama, Sentra UKM MERR, Taman Flora, dan Balai Pemuda lagi. Rute-rute ini mungkin diganti secara berkala. Untuk informasi terkini, hubungi saja Tourism Information Center (TIC) di Jalan Gubernur Suryo 15, telepon (031) 5340444.

Mr. Tour Guide in action

Karena penasaran dengan perkembangan Kenjeran Lama, rombongan Warung Fiksi memilih rute Sabtu. Kami diberi waktu satu jam untuk mengeksplorasi Pantai Kenjeran. Ini sedikit lebih lama ketimbang destinasi-destinasi lain yang cuma 30 menit. Kami pun langsung menyewa perahu untuk menuju Pulau Pasir, melewati kolong Jembatan Suramadu.

Mengarung ke tengah laut

Di sana, saya sempat turun dan berjalan di laut yang hanya setinggi paha itu. Walaupun airnya cokelat keruh, saya bisa melihat beberapa ubur-ubur dan ikan berenang di sekitar kaki saya. “Tenang,” kata nelayan yang perahunya kami sewa, “mereka ndak berbahaya.” Bahkan untuk membuktikan argumen saya bahwa ubur-ubur bisa membuat gatal, dia malah memegangnya dan sempat saya foto.

Ubur-ubur yang menggemaskan

Setelah mengarung ke tengah laut, kami naik ke dermaga untuk ber-wefie sembari menikmati semilir angin dan deburan ombak. Sayang, belum sempat mencicipi aneka makanan khas pesisir di pujaseranya, operator Surabaya Shopping Culinary Track sudah memanggil-manggil melalui megaphone. Bus harus berangkat lagi menuju destinasi berikutnya, yaitu Sentra UKM MERR di Jl. Ir. H. Soekarno 11.

Tiba di depan Sentra UKM MERR

Ini yang menjadi catatan saya terhadap Surabaya Shopping Culinary Track. Durasinya mepet. Selain itu, ada beberapa destinasi yang pernah saya kunjungi, yaitu Museum Surabaya dan Taman Flora, sehingga agak bosan juga. Namun mengingat tiketnya murah, Surabaya Shopping Culinary Track sebenarnya sudah bagus sekali.

Perjalanan 5 jam Bus SSCT selesai sudah

Bus merah berkapasitas 24 penumpang ini mulai beroperasi dua tahun silam. Kalau sekali-sekali ingin keliling Surabaya dengan murah, coba manfaatkan.

  • Photos by Brahm

By Brahmanto Anindito

Penulis multimedia: buku, film, profil perusahaan, gim, podcast, dll. Bloger. Novelis thriller. Pendiri Warung Fiksi. Juga seorang suami dan ayah.

2 replies on “Blusukan Surabaya bersama Bus Shopping and Culinary Track”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Maaf, tidak bisa begitu