Bagi sebagian orang, mengontak marketing adalah blunder. Minimal membuat was-was. Jangan-jangan si marketing akan menyimpan nomor ponsel kita, lalu bolak-balik menelepon sekadar untuk menanyakan, “Bagaimana, Pak? Sudah dipikir-pikir? Apa yang bikin ragu?” Atau lebih ngeri lagi: nomor kita akan dibagi-bagikan ke koleganya sesama marketing.
Untungnya, era internet telah mengubah segalanya. Di bidang properti, misalnya. Kita tidak lagi perlu melibatkan marketing sekadar untuk mengintip daftar lengkap rumah-rumah yang sedang dijual atau disewakan di sebuah daerah.
Tak perlu menelepon marketing. Tak perlu pula memelototi iklan baris mungil yang kata-katanya sering disingkat-singkat itu di rubrik Iklan Properti koran. Cukup instal aplikasi ERA Galaxy di ponsel pintar Anda. Mau mencari properti untuk ditinggali, sebagai investasi, atau kebutuhan lainnya (seperti riset cerita), cobalah Android dan iOS app ini.
Menjajal Aplikasi Properti ERA Galaxy
Begitu tahu ada aplikasi ini, saya yang sedang mencari tanah di Surabaya untuk membangun rumah atau kantor kecil Warung Fiksi, langsung mencobanya.
Andal juga, ternyata. User-friendly. Namun hasil pencariannya yang bikin geleng-geleng. Rata-rata per meternya sudah puluhan juta, Saudara-saudara!
Saya pun mengubah titik pencarian ke Bandung. Kali ini bukan kotanya, melainkan kabupatennya, kampung halaman istri saya. Di sana, harga tanah masih sesuai kantong. Hanya problemnya, kalau memang mau dibangun di sana, siapa yang akan mengawasi pembangunannya? Saya hanya bisa ke Bandung setahun sekali.
Melalui aplikasi ini, saya juga sempat menelusuri properti di kota-kota terdekat Surabaya. Tetapi belum juga menemukan yang pas sampai sekarang. Tak apalah, properti kemungkinan besar merupakan pengeluaran terbesar seseorang sepanjang hidupnya. Jadi, santai saja.
Yang jelas, dengan aplikasi besutan Era Galaxy (konsultan properti yang sudah 14 kali meraih penghargaan nasional dan internasional) dan Trio Digital Agency (programmer) ini, saya bisa jauh lebih cepat mencari tahu properti yang sedang dijual atau disewakan di suatu tempat, baik itu berupa rumah, apartemen, kondominium, gudang, ruko, kantor, maupun sekadar tanah di seluruh Indonesia.
Ada ratusan ribu properti di pangkalan data ERA Galaxy. Ini menghemat waktu sekali. Apalagi karena aplikasinya di gawai, saya bisa melakukan pencarian kapan pun. Saat bangun tengah malam, mengantre di bank, ketika menunggui istri belanja, kapan saja!
Fitur Aplikasi ERA Galaxy
Untuk mengerucutkan hasil yang diinginkan, pencarian dapat kita filter berdasarkan rentang harga, kota, provinsi, menghadap ke mana (pegiat feng shui pasti butuh ini), luas tanah, jumlah kamar tidur dan kamar mandi.
Jadi misalnya, kita mau mencari tanah dengan harga maksimal 100 juta di Surabaya (yang sayangnya tidak ada), tinggal kita search dengan mengetik nama properti atau kata kunci “Surabaya” dan atur harga maksimalnya 100.000.000.
Bisa juga, kita ketuk “Peta” supaya tersaji peta dan kita menggeser-gesernya untuk menelusuri ikon-ikon propertinya. ERA Galaxy App sudah dilengkapi teknologi Geological Information System. Sistem informasi khusus yang mengelola data dengan informasi ruang ini memungkinkan pencarian properti yang lebih akurat.
Selanjutnya, tinggal ketuk ikon atau gambar properti tersebut untuk membuka Property Knowledge (PK). Kita dapat menyimpan atau mengunduh PK atau hasil pencarian tersebut.
Ada juga fitur “Hitung KPR”. Namun lantaran ERA Galaxy belum bekerja sama dengan bank untuk aplikasi ini, fungsinya jadi sekadar simulasi umum. Mau hitungan yang lebih akurat? Hubungi bank kesayangan Anda secara manual, terutama bagi Anda yang merasa nyaman-nyaman saja berutang.
Tim Marketing di Balik Aplikasi
Di aplikasi ERA Galaxy, kita juga melihat beberapa nama serta foto para marketing in-house. Pengguna bisa memilih mau berkonsultasi ke tenaga pemasaran yang mana. Akan ada opsi “Hubungi Marketing” via chat atau telepon.
Lho, tadi katanya “tanpa marketing”?
Iya, proses untuk mengakses PK memang tanpa marketing. Tetapi ketika Anda ingin membeli atau mengunjungi lokasi, tidak mungkin tanpa dibantu agen marketing, bukan? Kecuali untuk properti yang memang “dijual tanpa perantara”.
Membeli properti tidak sama dengan memesan laptop atau emas di toko daring yang tinggal klik-klik dan transfer, lalu barangnya langsung kita miliki. Orang membeli properti pasti merasa perlu datang dulu ke lokasi untuk merasakan feel-nya. Di situlah peran marketing tetap tak tergantikan.
Bagaimanapun, aplikasi ini sendiri bisa dibilang merupakan perpanjangan tangan dari marketing. Semua pihak diuntungkan dengan kepraktisannya. Calon pembeli untung karena pangkalan data properti ERA Galaxy dapat langsung diakses. Marketing pun untung karena tidak perlu lagi menjelaskan hal-hal yang berulang dan sudah jelas.
Seharusnya Bisa Lebih Baik Lagi
Bagaimanapun, saya rasa aplikasi ini masih berpotensi untuk lebih dimaksimalkan. Misalnya, ini saran yang spontan terlintas dan berdasarkan pengalaman saya menggunakan aplikasi ERA Galaxy.
Pertama, kenapa tidak menambahkan fitur diskon? Pihak pengembang properti pasti memiliki program promo spesial untuk agen-agen properti seperti ERA Galaxy.
Nah, sering-seringlah membagi diskon itu ke pembeli. Memang akan menggerus laba, tetapi pasti membuat banyak orang berduyun-duyun menginstal aplikasi ini. Aplikasi Gojek, Traveloka, Tokopedia, juga bersedia rugi dulu (rugi banyak, bahkan!) sebelum menjadi aplikasi kesayangan umat.
Meskipun konteksnya tentu beda. Tetapi tetap, tidak ada salahnya untuk secara rutin memberi harga coret, “special deal”, “penawaran terbatas”, atau apalah. Asal jangan pakai mengancam-ancam, “Senin harga naik!”
Saran kedua, pangkalan data jelas harus terus diperbarui. Konten primer ini fitur utama aplikasi. Kalau penambahan koleksi propertinya tidak signifikan atau properti sudah laku tapi PK-nya masih juga terpampang, pengguna jadi merasa pengelola “kurang niat” membuat aplikasi.
Mereka pun bisa kehilangan alasan untuk mempertahankan aplikasi ini di ponselnya. “Buat apa? Bikin penuh memori HP saja,” mungkin begitu pikir mereka.
Konten primer penting, konten sekunder pun tak kalah penting. Jadi, juga harus terus diperbarui. Apa saja konten sekunder dalam aplikasi ini? Yaitu kabar seputar bisnis properti, kegiatan ERA Galaxy sendiri, dan tip-tip. Semua itu tersaji rapi di fitur “Berita Terbaru”.
Meskipun tidak berhubungan langsung dengan penjualan, konten sekunder semacam ini berpotensi mengedukasi dan “mengikat” konsumen/calon konsumen untuk tetap setia di komunitas ERA Galaxy. Jadi, rugi kalau diabaikan (baca: sekadar dianggap pemanis aplikasi).
Bila perlu, ERA Galaxy harus menyewa tim content marketing yang profesional khusus untuk memperbarui konten-konten sekunder ini. Sehingga tim in-house dapat fokus ke konten primer (pangkalan data properti) dan pekerjaan utama (menjembatani penjual-pembeli properti).
Sayang sekali bila ERA Galaxy mobile app ini sudah diluncurkan dalam sebuah seremoni Grand Launching yang mewah, tetapi berikutnya tidak dimaksimalkan.
– Foto dan gambar: Brahmanto