Categories
c'est ma vie

Ketika Hidung Sudah Biasa Mendeteksi Kecoak

Jika setiap orang dilahirkan dengan minimal satu kemampuan superhero, maka kemampuan saya rasanya adalah mampu mengendus kehadiran kecoak.

Ketika Hidung Sudah Biasa Mendeteksi Kecoak

Semua orang pasti pernah berkhayal memiliki kemampuan superhero seperti di film-film. Ada yang ingin bisa terbang, menghilang, membaca pikiran, atau mengeluarkan api melalui telapak tangannya.

Namun, bagaimana jika kemampuan superhero itu tidak cukup keren? Bagaimana jika kemampuan Anda hanya bisa mengendus kehadiran kecoak?

Ya, itulah kemampuan “superhero” yang saya miliki. Saya mampu mencium bau kecoak bermeter-meter jauhnya. Aromanya yang tengik dan agak menyengat (membuat saya ingin bersin) begitu mudah saya kenali. Saya tidak tahu sejak kapan saya memiliki kemampuan ini.

Yang jelas, sewaktu SD atau SMP, saya suka menangkap kecoak dengan tangan telanjang, lalu mengamatinya. Kepalanya yang mirip alien, enam kakinya yang bergerigi, cokelat tubuhnya yang mirip kurma, dan sebagainya.

Saya tidak takut atau jijik waktu itu. Sampai suatu hari, saya sadar bahwa kecoak itu bau! Aroma khasnya sulit hilang dari tangan, walaupun sudah digosok dengan sabun berkali-kali.

Sejak itu, saya tidak pernah lagi memegang-megang serangga ini. Tobat! Apalagi ketika dewasa dan tahu betapa berisikonya tindakan saya saat itu. Tangan bisa penuh bakteri atau virus. Padahal, tangan itu kemudian saya pakai untuk makan. Herannya, kok saya baik-baik saja waktu itu? Tidak sakit perut atau muntah-muntah begitu.

Barangkali, dari momen itulah, ingatan saya akan aroma busuk kecoak menancap kuat di otak. Setiap makhluk ini mendekat, alarm di kepala saya langsung menyala. Sampai-sampai, ketika sedang tidur dan asyik bermimpi saja, saya dapat tiba-tiba terbangun jika hidung menangkap aroma tersebut.

Dua hari yang lalu, saya benar-benar mengalaminya. Kecoak itu memang tidak ada ketika saya melek, tetapi saya hakulyakin ia ada di kamar. Sambil mengantuk-ngantuk, saya pun menyalakan lampu dan berusaha mencarinya di sudut-sudut kamar. Tak lama kemudian, ketemu! Ia sedang menongkrong di dinding.

Duh! Segera saya ambil semprotan serangga. Namun, ternyata isinya habis. Istri saya pun memukulnya dengan penebah, daripada lolos dan malah membuat seisi kamar tidak bisa tidur. Kemudian, saya seret mayatnya keluar kamar.

Eh, tadi pagi, ketika asyik rebahan menjelang tugas rutin mengantar anak-anak sekolah, saya mencium aroma busuk yang khas itu lagi. Meskipun belum terlihat makhluknya, saya berani woro-woro, “Ada kecoak lagi!”

Istri saya yang sudah tahu kemampuan “superhero” saya langsung sigap mengambil sapu. Dan, seperti biasa, indra penciuman saya terbukti akurat. Si coro tampak mabuk di bawah rak, sehingga kami mudah menggiringnya ke luar kamar.

Ya, sesakti itu saya!

Namun, kalau dipikir-pikir, apa gunanya kemampuan seperti ini? Apakah ada manfaatnya bagi diri sendiri atau orang lain?

Sepertinya tidak banyak, hahaha.

Kemampuan ini hanya berguna untuk membantu saya menghindari kecoak lebih awal dari orang-orang pada umumnya. Sehingga, saya jarang sekali dikagetkan oleh “serangan” kecoak ketika memasuki kamar mandi, atau suatu ruangan yang gelap dan jorok. Karena saya kemungkinan besar sudah tahu di sana ada kecoak atau tidak.

Saya tidak pernah takut dengan kecoak terbang atau kecoak yang tiba-tiba merayap di kaki saya. Namun, seperti adegan jump scare di film-film horor picisan, saya pasti kaget (sesaat). Bukan takut.

Nah, dengan indra penciuman yang tajam terhadap keberadaan kecoak, alhamdulillah, saya jarang mengalami kekagetan yang tidak perlu semacam itu.

Kadang-kadang, saya suka protes sambil bergurau kepada Tuhan. “Ya Allah, kenapa Kau beri aku talenta yang nggak keren begini? Hahaha….”

Namun, daripada Tuhan malah mencabut kemampuan “superhero” ini, kan, saya jadi tidak punya bahan lagi untuk bercerita, hehehe. Ya sudah, saya syukuri saja. Terima kasih atas kemampuan unik ini, ya Allah.

Saya tidak tahu apakah kemampuan ini dapat saya kembangkan menjadi lebih hebat atau berguna. Mungkin saja suatu hari nanti saya bisa mencium bau hewan-hewan lain selain kecoak. Atau, mungkin saja saya bisa menggunakan kemampuan ini untuk menolong orang-orang yang alergi atau takut dengan kecoak.

Namun, untuk saat ini, saya mengendus kecoak dengan tujuan membasmi atau menghindarinya. Atau minimal, sebagai alarm kapan saya harus bersih-bersih rumah lagi.

  • Gambar ilustrasi dibuat dengan Dall-E AI.

By Brahmanto Anindito

Penulis multimedia: buku, film, profil perusahaan, gim, podcast, dll. Bloger. Novelis thriller. Pendiri Warung Fiksi. Juga seorang suami dan ayah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Maaf, tidak bisa begitu