Categories
birokrasi

Mendapatkan Visa Schengen lewat Kedubes Jerman

Beberapa minggu lagi, saya hendak ke Jerman, sehingga harus mengurus Visa Schengen. Visa ini berlaku untuk 26 negara Eropa: Austria, Belanda, Belgia, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Hungaria, Islandia, Italia, Jerman, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxemburg, Malta, Norwegia, Polandia, Portugal, Prancis, Slovenia, Slowakia, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Yunani.

Penampakan Visa Schengen di halaman paspor
Penampakan Visa Schengen di halaman paspor

Visa Schengen ini diperuntukkan bagi warga Indonesia yang ingin tinggal di Jerman dalam waktu kurang dari 90 hari. Sedangkan Visa Nasional bisa diperoleh warga Indonesia yang ingin tinggal di Jerman lebih dari 90 hari.

Konon, mengurus Visa Schengen melalui Kedubes Jerman adalah yang paling sulit dibanding via Kedubes negara-negara Schengen lainnya. Lebih ketat. Lebih ribet! Yang paling gampang, katanya, lewat Kedubes Belanda.

Tapi biasanya, negara penerbit visa adalah negara di mana Anda berencana menetap paling lama atau negara pertama yang menjadi destinasi Anda di Eropa. Jadi Anda tidak bisa begitu saja memilih Kedubes Belanda untuk mengurus Visa Schengen ini, bila kenyataannya Amsterdam bukan tujuan utama dari perjalanan Anda.

Jangan khawatir, mengurus Visa Schengen lewat Kedutaan Besar Jerman (German Embassy) ternyata tidak ribet kok. Saya sudah membuktikannya sendiri. Anda cukup melakukan empat langkah ini:

(1) Lengkapi syarat-syarat pengajuan Visa Schengen

Permohonan Visa Schengen bisa dilakukan antara tiga bulan sampai dua minggu sebelum keberangkatan. Saran saya, jauh hari sebelum keberangkatan, siapkan:

  1. Paspor. Ya, ini sudah pasti harus ada setiap kita hendak traveling ke mancanegara. Dan hendaknya masih berlaku setidaknya untuk tiga bulan ke depan.
  2. Formulir pengajuan. Ini bisa diunduh atau diisi di situs kedutaan yang bersangkutan. Untuk Kedubes Jerman, Anda dapat mengisinya secara online di sini.
  3. Tiket pesawat Indonesia-Jerman PP. Tentukan tanggal perjalanan dan booking dulu pesawatnya, meskipun tidak perlu di-issued. Lalu cetaklah itinerary tersebut dan lampirkan di berkas aplikasi.
  4. Bukti reservasi hotel di Eropa. Ini kalau Anda menginap di hotel. Sebaiknya booking langsung ke hotelnya, bukan lewat Agoda, Wego atau lainnya. Cetaklah bukti itu dan lampirkan. Saya sendiri dapat surat undangan dari lembaga tepercaya di Jerman yang menyatakan akan menanggung akomodasi saya selama di Jerman. Jadi, saya tidak perlu repot-repot memesan hotel dulu.
  5. Surat sponsorship. Ini untuk visa bisnis. Surat sponsor atau surat undangan (invitation letter) dari teman, kerabat atau lembaga tertentu penting sekali. Karena mereka dianggap sebagai penjamin Anda selama di Eropa.
  6. Asuransi perjalanan. Nilai pertanggungannya minimal 30.000 euro. Saya menggunakan asuransi overseas travel dari Sinar Mas. Preminya Rp 297.000 dan berlaku tujuh hari. Kalau Anda traveling lebih lama dari itu, berarti tenor asuransinya juga harus lebih lama.
  7. Pasfoto biometrik. Latar belakang putih, wajah harus terlihat 75% di foto. Untuk yang berkerudung, jangan ada bagian wajah yang tertutup bayangan kerudung. Mau praktis? Foto saja di studio foto. Kalau studionya ternyata kurang paham kriteria pasfoto Visa Schengen, sebaiknya jangan ambil risiko berfoto di situ. Saya sendiri pakai studio di Jalan Dinoyo 8 Surabaya (telepon 031-5682464). Biayanya Rp 30.000 dan mendapat enam lembar foto biometrik.
  8. Bukti kondisi keuangan. Print out rekening koran dan slip gaji tiga bulan terakhir, serta surat keterangan kerja dari perusahaan (kalau Anda pegawai). Mungkin ini untuk menunjukkan bahwa pemohon visa mampu secara finansial. Sehingga, misalnya mengalami kesulitan di Eropa, dia tetap bisa pulang ke Indonesia tanpa merepotkan pihak lain.

Ada beberapa dokumen yang hanya perlu fotokopinya, ada yang harus aslinya. Ada dokumen yang akan ditinggal di Kedubes, dan ada yang Anda bawa pulang lagi. Untuk jelasnya, silakan cari tahu di situs Kedubes.

Kalau ragu apakah berkas sudah layak diajukan ke Kedubes Jakarta, Anda bisa meminta bantuan agen travel atau konsuler Jerman. Kebetulan, di Surabaya ada Konsulat Kehormatan Jerman di Jalan Dr. Wahidin 29 (telepon 031-5631871). Jadi, pada 9 Mei, saya serahkan berkas-berkas itu untuk mereka periksa. Sekalian untuk membiasakan diri terhadap hawa-hawa Jerman, hehehe. Biayanya Rp 120.000.

(2) Dapatkan jadwal interview dan penyerahan berkas Visa Schengen

Setelah berkas siap, buatlah janji (appointment) untuk menyerahkan berkas tersebut di Kedubes Jerman, Jakarta. Anda dapat melakukannya online atau offline.

Jika Anda melakukan pengajuan visa secara online, silakan mendaftarkan diri ke situs Kedubes Jerman. Di sana, Anda bisa memilih visa jenis apa yang diajukan (bisnis atau wisata), hari dan jam penyerahan berkas. Saya mendaftar online tanggal 4 Mei. Dan saya pilih jadwal 15 Mei, sesi pukul 10.45-11.00.

Alternatif selain online, Anda dapat mendatangi Kedutaan Besar Jerman langsung dan mengatur jadwalnya. Cara ini membuang-buang waktu dan tenaga menurut saya. Namun bila Anda kebetulan tinggal di Jakarta dan lebih nyaman dengan cara konvensional ini, silakan saja.

(3) Interview dan penyerahan berkas pengajuan Visa Schengen

Kedubes Jerman terletak di Jl. M.H. Thamrin No. 1, Jakarta 10310 (telepon 021-39855124). Pemeriksaan keamanan di gerbangnya ketat. Antri saja diatur, satu-satu, tidak boleh melewati garis. Tas, gadget, dll. harus dititipkan. Maka datanglah setidaknya 15 menit lebih awal untuk mengantisipasi lamanya antrian.

Di dalam gedung, di loket penyerahan berkas, ada sesi interview. Ya, sambil berdiri. Interviewnya seputar maksud Anda berkunjung ke Jerman, berapa lama di sana, siapa yang membiayai, dan apakah pernah ke negara-negara Schengen sebelumnya, dan sebagainya.

Proses pemeriksaan berkas tidak membutuhkan waktu lama, bila semua formulir telah diisi lengkap dan ditandatangani. Hanya sekitar 10 menit, saya sudah memperoleh tanda terima.

Sebenarnya, ada biaya pembuatan Visa Schengen sebesar 60 euro, atau 35 euro untuk anak 6-12 tahun. Tentu bayarnya dengan rupiah kurs hari itu. Tapi dalam invitation letter saya disebutkan bahwa Deutsche Welle akan menanggung biaya pembuatan visa saya. Apa boleh buat, saya pun melenggang tanpa membayar apa-apa.

(4) Visa Schengen diterima atau ditolak

Sekarang, Anda tinggal menunggu kabar dari Kedutaan Besar. Kalau tidak ada halangan apa-apa, Visa Schengen Anda sudah tertempel di paspor Anda dalam hitungan jam hingga dua minggu. Saya sendiri menerima visa itu pada 21 Mei, atau tepat seminggu setelah pengajuan. Namun, tanggal rilisnya tertulis 16 Mei, artinya sehari sesudah pengajuan.

Saya tidak perlu mengambilnya ke Kedubes Jerman di Jakarta lagi, cukup di Konsulat Jerman Surabaya. Namun ada ongkos kirim, yaitu sebesar Rp 30.000.

Bagaimana kalau permohonan Visa Schengen Anda ditolak? Kedubes akan memberitahukan alasannya, baik kepada Anda maupun pihak pengundang Anda di Jerman. Anda bisa mengajukan banding.

Jelas ya? Kalau ada hal yang perlu ditanyakan, jangan ragu untuk menghubungi Kedubes atau Konsulat terdekat. Jangan tanya ke saya, karena pengetahuan saya hanya sebatas pengalaman di atas.

By Brahmanto Anindito

Penulis multimedia: buku, film, profil perusahaan, gim, podcast, dll. Bloger. Novelis thriller. Pendiri Warung Fiksi. Juga seorang suami dan ayah.

2 replies on “Mendapatkan Visa Schengen lewat Kedubes Jerman”

Jadi terlebih dahulu harus daftar untuk interview di kedutaan german, itu gimana caranya?
saya harus isi form terus daftar and dapat jadwalnya gmn?

Ya, tinggal daftar lewat situs web di atas. Di situs itu sudah ada opsi-opsi waktu wawancara, tinggal centang. Kalau sudah ada yang ambil, maka opsi itu nggak bisa dipilih lagi. Jadi, siapa cepat dia dapat, seperti pesan tiket pesawat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Maaf, tidak bisa begitu

Index