Categories
strategi kreatif

Stephen King: Sosok yang Menginspirasi Saya Menulis Novel

Stephen KingDulu, menulis bagi saya fungsinya sekadar untuk meninggalkan jejak hidup. Semacam dokumentasi pengalaman dan pemikiran. Tak pernah tebersit di benak untuk menulis novel. Tidak keren, rasanya! Sampai duduk di bangku kuliah pun, saya masih berpendapat bahwa penulisan nonfiksi itu lebih bergengsi dan lebih layak ditekuni.

Lalu, datanglah orang ini. Stephen King, namanya. Novelis genre horor, misteri, dan thriller yang ratusan karyanya telah diadaptasi ke film, serial televisi, teater, dan komik. Tentu saja, Mr. King tidak benar-benar nongol di depan hidung saya seperti, “Yo, Brahm, what’s up!” Dia hanya muncul di benak saya melalui buku On Writing.

Buku itu merupakan memoarnya dari kanak-kanak hingga jadi penulis terkenal, sampai dia mengalami kecelakaan tragis yang mendorongnya menulis On Writing. Layaknya bocah, saya ternganga membaca kisah nonfiksi dari raja fiksi ini. Pikir saya, “Wah, enak juga nulis fiksi, ya. Imajinasi terpuaskan, duitnya dapet!”

Sejak itu, saya belajar menulis novel. Meniru Stephen King! Saya sudah pernah menulis cerpen dan skenario film pendek, tapi mengarang panjang memang belum. Bersama kawan-kawan sealiran, saya juga sempat berjuang membuat film bioskop. Passion saya waktu itu, sebelum Stephen King mengacaunya, memang film.

Hanya, lama-lama, saya merasa film terlalu besar buat saya. Perlu banyak lobi-lobi. Melobi produserlah, sutradaralah, aktor-aktrislah. Sungguh, itu jalan yang panjang bagi pemuda yang bukan siapa-siapa dan berkantong cekak seperti saya.

Di sisi lain, ide cerita terus bermunculan. Ide yang aneh-aneh! Karena saya jatuh cinta pada genre thriller, petualangan, misteri, dan fantasi, tulisan saya pun tak jauh-jauh dari itu. Pasti rugi bandar kalau difilmkan. Bayangkan seandainya saya punya cerita seperti The Lord of The Ring, PH sinting mana di Indonesia yang mau menggarap filmnya?

Sempat, saya beralih ke komik. Tapi, ternyata saya pun tidak telaten menggambar sebanyak itu. Maka akhirnya saya memilih jalur novel. Novel hanya butuh saya dan ide saya. Seandainya perlu lobi pun, rasanya hanya butuh merayu satu pihak: penerbit.

Ambisi cerita saya bisa difilmkan belumlah padam. Namun, Stephen King telah menginspirasi saya, bahwa fokus menulis novel pun bukan berarti menutup jalan ke dunia film, televisi, komik, atau teater. Setiap karya memiliki takdir masing-masing.

– Catatan: Tulisan ini terpilih sebagai #Ceritaku 4-11 Maret 2016 oleh Penerbit LeutikaPrio

By Brahmanto Anindito

Penulis multimedia: buku, film, profil perusahaan, gim, podcast, dll. Bloger. Novelis thriller. Pendiri Warung Fiksi. Juga seorang suami dan ayah.

2 replies on “Stephen King: Sosok yang Menginspirasi Saya Menulis Novel”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CommentLuv badge

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Maaf, tidak bisa begitu