Putri sulung kami, Kiara, sudah berusia lima tahun. Tangannya sudah mampu memegang sesuatu dengan lumayan stabil. Saatnya, saya percayai memegang kamera dan belajar memotret. Alhamdulillah, dia menyambut antusias rencana ini.
Maka berbekal kamera saku amatiran, Canon IXUS 185, saya ajari Kiara fungsi-fungsi paling dasar dalam kamera digital: tombol on/off, shutter, zoom, dan display. Juga teknik-teknik fotografi sederhana seperti objek utama jangan sampai terpotong, jarak ideal objek, jangan terburu-buru atau goyang sewaktu memotret, dan sebagainya.
Apakah dia paham saya kasih tahu begitu? Hahaha, masuk telinga kanan, keluar lagi telinga kanan.
Makanya, saya ajak langsung praktik saja. Dalam beberapa hari ini, saya temani Kiara hunting objek-objek di sekitar rumah, sekitar 10-15 menit.
Hasilnya, seperti yang terlihat di sini.
Foto-foto ini tidak diedit sama sekali. Tidak diatur brightness-contrast-nya, tidak dipertajam, dibenahi kemiringannya, di-zoom, maupun di-crop. Apa adanya saja. Saya hanya memperkecil dimensinya sesuai proporsi panjang x lebar aslinya, supaya tidak menghabiskan bandwidth blog ini, hehehe….
Bayangan saya, kegiatan fotografi seperti ini akan baik untuk melatih saraf motoriknya dan insting seninya. Selain itu, skill fotografi jelas dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Saya berharap Kiara mampu memfoto ketika dibutuhkan. Misalnya, saat kami liburan, ada acara spesial, atau sewaktu-waktu ada momentum yang layak diabadikan.
Itu saja. Selebihnya, saya tidak berharap dia (bahkan berharap dia tidak) terlalu menekuni bidang fotografi kelak.
Kenapa?
Pertama, karena orang tuanya bukan fotografer dan tidak punya passion di bidang fotografi. Jadi secara teori, bakatnya bukan di sini.
Kedua, karena saya tahu sendiri dari teman-teman saya yang fotografer profesional. Kalau mau serius, alat-alatnya mahal, Bos! :p
– Foto-foto: Kiara Hanifa Anindya